Wednesday, June 8, 2011

SISTEM PARTISI

Saat sekarang, kapasitas hardisk semakin royal. Selain teknologi hardisk yang semakin canggih, juga karena harga hardisk yang kian terjangkau, dalam masa krisis sekalipun.
Adalah hal biasa ketika dalam komputer terpasang hardisk dengan kapasitas 20 gigabyte. Mengalami hal ini, berbagai macam reaksi pengguna bermunculan. Ada yang dengan cueknya menjadikan hardisk 20 GB dalam satu partisi!. Dan ada juga yang memecah-mecahnya, menjadi banyak partisi, sehingga jika Windows Explorer dibuka, akan muncul barisan drive, dari C sampai R. Bahkan ada yang iseng sampai drive X.

Apakah Partisi Itu ?
Kegiatan mempartisi hardisk memang menjadi hal yang biasa, bahkan wajib dilakukan untuk hardisk yang masih baru. Tapi belum semua pengguna memahami apa dan bagaimana melakukan partisi. Bahkan ada yang pernah mengatakan, "Hardisku ukurannya kecil, jadi tidak saya partisi". Mempartisi hardisk adalah hukumnya wajib. Yaitu menentukan area pada hardisk yang akan digunakan untuk sistem. Karena dapat memilih area pada hardisk, maka kegiatan ini juga sering dimanfaatkan untuk 'menghilangkan' bad sector. Sebenarnya yang terjadi bukanlah menghilangkan, tapi menghindari area yang rusak supaya tidak digunakan, sehingga area yang akan digunakan bersih dari bad sector.

Susunan Partisi Hardisk
Untuk membentuk partisi, kita memang bebas menentukan jumlah partisi yang kita inginkan. Namun ada aturan yang harus diikuti. Partisi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Primary, Extended, dan Logical.
Primary : Partisi jenis ini maksimal ada 4 buah dalam satu hardisk. Jika dalam hardisk juga ada partisi Extended, maka partisi Primary maksimal ada 3 buah. Dalam prakteknya, kita cukup membutuhkan satu partisi Primary. Namun jika kita ingin menginstal banyak sistem operasi dalam satu hardisk, dibutuhkan lebih dari satu partisi Primary. Hal tersebut berlaku untuk OS yang hanya bisa booting dari partisi Primary, seperti DOS, WIn 3.x dan Win 9x. Sedangkan untuk OS lain seperti Win NT, Linux, OS2, bisa booting dari jenis partisi Logical.
Extended : Untuk jenis partisi ini hanya terdapat satu dalam satu hardisk, digunakan untuk menampung partisi Logical. Seperti diketahui dalam satu hardisk dibatasi hanya ada 4 Primary, maka untuk menciptakan partis lebih banyak, partisi Extended dapat dimanfaatkan. Partisi ini tidak dapat menampung data, hanya digunakan untuk menampung partisi Logical.Dengan kata lain, partisi Extended adalah partisi Primary yang digunakan untuk menampung partisi Logical.
Logical : Partisi jenis ini tidak dapat berdiri sendiri. Dia dan teman-temannya harus berada dalam partisi Extended. Jadi jika akan dibuat lebih dari 4 partisi, harus dibuat satu partisi Extended dan partisi Logical sejumlah yang dibutuhkan. Berikut gambaran mengenai struktur partisi hardisk.
PRIMARY SATU
E X T E N D E D
PRIMARY DUA

LOGICAL SATU
LOGICAL DUA
LOGICAL TIGA
Tentu saja susunan di atas hanya contoh. Susunan yang sebenarnya bisa beragam.

Menyusun Partisi
Pembentukan partisi dapat dilakukan dengan banyak program. Di lingkungan Windows sudah disediakan FDISK. Jika ingin mempartisi tanpa menghapus data sebelumnya, dapat digunakan program Partition Magic.
Tapi biasanya pengguna lebih memilih menggunakan Disk Manager (DM) yang disediakan oleh manufacturer hardisk, karena kata mereka, pabrik pastilah lebih tahu tentang hardisk yang mereka produksi, sehingga program dari manufacturer lebih cocok dengan hardisk tersebut. Dalam lingkungan linux, dapat digunakan DRUID dan FDISK (fdisk/cfdisk/sfdisk). Tidak ada langkah-langkah baku untuk menyusun partisi, namun sebagai gambaran, berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun partisi untuk hardisk baru, atau dianggap baru :
  1. Buat partisi primary sebesar yang dibutuhkan.
Untuk Windows 9x, file-file utama dan aksesorisnya membutuhkan sekitar 300 MB, untuk persiapan perkembangan file-file driver dan library Windows, sediakan sekitar 1000 MB. Untuk Windows XP, ME, NT, sediakan sekitar 2000 MB. Untuk Linux, untuk full install, biasanya menghabiskan hampir 2 GB. Sediakan saja 2.5 GB.
  1. Tentukan dulu partisi-partisi yang lain, hitung di atas kertas, jenis dan ukurannya. Misalnya Musik, perkirakan menghabiskan 3 GB, Data spreadsheet, cukup 2 GB, Game sediakan saja 2 GB. Itu semua adalah ‘misalnya’, yang kepastiannya terserah anda.
  2. etelah ditentukan, hitung total besarnya. Sesuai contoh di atas menghabiskan 7 GB, maka sebesar itulah partisi Extended dibuat.
  3. Buat partisi-partisi logical sesuai dengan ukurannya di dalam partisi Extended.
  4. Set status partisi primary menjadi ACTIVE. Jika tidak maka jangan harap hardisk anda bisa booting.
  5. Jika anda melakukan itu semua melalui program Partition Magic, maka ketika partisi diciptakan akan langsung diformat. Jika dengan program FDISK, maka anda harus keluar dari FDSIK, lalu restart, baru kemudian memformat satu persatu partisi yang baru di buat.
Melalui langkah-langkah di atas, susunan partisi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
SYSTEM (Drive C) 2 GB
E X T E N D E D
MUSIK (Drive D) 3 GB
DATA (Drive E) 2 GB
GAME (Drive F) 2 GB

Pertimbangan Pembentukan Partisi
Banyak di antara pengguna yang memecah hardisknya, sesuai dengan kebutuhan. Dalam kasus tertentu, cara tersebut memang benar, tapi kurang tepat. Karena ada faktor-faktor pertimbangan untuk membentuk partisi.
Beberapa faktor antara lain :
  • Semakin besar kapasitas suatu partisi, maka semakin berat maintenance-nya. Misalnya kegiatan defrag, scanning, dan lainnya.
  • Dengan mencampur semua data pada satu partisi, maka kemungkinan kehilangan semua data semakin besar. Banyak sekali kasus rusaknya FAT (File Allocation Table) atau Root directory, baik oleh virus atau kegagalan sistem. Jika FAT atau Root directory rusak, maka isi satu partisi tersebut juga rusak. Jika dipisah dalam partisi yang berlainan, akan memperkecil kemungkinan kejadian di atas.
  • Semakin sedikit jumlah partisi, semakin kecil kemungkinan jumlah Sistem Operasi yang terpasang, karena setiap sistem operasi mempunyai jenis file system sendiri-sendiri, sedangkan satu partisi hanya bisa mempunyai satu jenis file system.
  • Dengan memecah menjadi sejumlah partisi yang dibutuhkan, lebih mudah untuk mengorganisir lokasi file. Misalnya, perlu dipisah antara data untuk musik, spreadsheet, game, file swap, dll. Sehingga mudah untuk pencarian dan backup.
Katakanlah anda memakai komputer hanya untuk multimedia dan spreadsheet, paling banyak hanya membutuhkan 2 partisi. Kalau hardisk 20 GB dipecah menjadi 2 partisi tentu akan berat maintenancenya. Untuk kasus seperti ini, lebih baik jika TIDAK semua kapasitas hardisk digunakan, cukup diambil sesuai dengan kebutuhan.

Master Boot Record (MBR)
Master Boot Record adalah merupakan sector pertama (sector zero) dari sebuah harddisk. Yang mana di dalam Master Boot Record berisi boot loader (yaitu aplikasi yang bertugas untuk yang menentukan dimana letak suatu sistem operasi berada, sehingga BIOS dapat melakukan booting ke sistem operasi). Master Boot Record juga berisi partition table atau informasi yang berisi besar alokasi setiap partisi pada harddisk. Apabila Master Boot Record ini mengalami bad sector, maka dapat dikatakan bahwa suatu harddisk tidak dapat lagi digunakan, karena partisi tidak akan dapat dibentuk. Hal ini juga yang menyebabkan tidak dapat dibuat suatu file system. File System adalah suatu cara atau metode dalam melakukan penyimpanan dan mengolah file dan data di dalamnya agar dapat mudah dicari dan diakses.
Catatan :
Karena Windows selalu menaruh boot loadernya di dalam MBR maka partisi windows harus diletakkan pada bagian dari suatu harddisk atau primary partition pertama. Pada Linux agar dapat melakukan dual boot, boot loader harus ditempatkan pada MBR. Apabila anda menginstall Sistem operasi di dua harddisk, perhatikan letak dari boot loader dari Sistem operasi tersebut bisa saja hanya di Master Boot Record harddisk pertama saja boot loader itu ditempatkan . Sehingga apabila anda menggunakan harddisk kedua anda harus menginstall boot loader anda lagi.

Bagi kebanyakan pengguna Komputer (PC) kadang kurang atau tidak begitu memperhatikan masalah pengaturan/penggunaan Hard disk. Biasanya diserahkan ke orang lain, mulai dari pembelian sampai installasi berbagai program lainnya, dan setelah itu tinggal memakai, tidak pernah memperhatikan masalah Hard disk. Berikut tips mengatur pembagian Hard disk sehingga bisa lebih baik dan memudahkan.
Dengan semakin murahnya perangkat yang satu ini dan kapasitas yang semakin bertambah, maka penggunaannya pun harus diperhatikan. Maskipun bisa saja kita membagi Hardisk 500 GB Menjadi 1 atau 2 partisi ( drive C: dan drive D:), tetapi hal itu menurut saya merupakan cara yang kurang baik. Berikut tips saya yang sebagian merupakan hasil pengalaman pribadi.
Pembagian hardisk memang tidak ada standard khusus, biasanya hal ini berdasarkan pengalaman atau keperluan. Cara terbaik adalah dengan menentukan terlebih dahulu kategori yang akan digunakan. Misalnya Untuk Sistem Operasi, Data, Master Program, Audio/video dan lainnya.
Perlu diingat bahwa HDD 80 GB (GigaByte) tidak sepenuhnya dapat menyimpan data sebesar 80 GB, demikian juga ketika terbaca di komputer. Untuk HDD 80 GB, biasanya hanya mampu menyimpan data atau akan terbaca maksimal 74 GB. Untuk 40 GB menjadi 37 GB, 160 GB = 149 GB, 250=232 GB, 320 = 298 GB, 500 GB = 465 GB, 640 = 596 GB, 1 TB (TeraByte) = 931 GB dan seterusnya. Sehingga kita tidak bisa membagi HDD 80 GB menjadi 4 drive dengan masing-masing berukuran sama dan terbaca 20 GB semua.
Berikut contoh pembagian HDD 160 GB (terbaca sekitar 149 GB), dengan sistem operasi Windows XP.
  • Drive C : 20 GB (Label “winXP”, untuk menginstall sistem operasi windows XP dan program lainnya)
  • Drive D : 40 GB (Label “Master”, untuk menyimpan berbagai master program sebelum di install)
  • Drive E : 40 GB (Label “Data”, untuk menyimpan Data atau Dokumen)
  • Drive F : 49 GB atau sisanya (Label “Media”, untuk menyimpan berbagai file audio dan Video)
Mengapa drive C hanya berukuran 20 GB ? Bagi kebanyakan orang, drive C sebagai lokasi installasi sistem operasi tidak memerlukan banyak tempat. Untuk Windows XP paling hanya 2 GB, Office sekitar 1 GB dan sisanya berupa program-program lainnya dan biasanya masih mencukupi. Sehingga dengan ukuran yang kecil akan lebih mudah dalam merawatnya, seperti ketika scan virus, spyware, defragment hardisk lebih cepat dan lainnya.
Dalam mem-format HDD, biasanya ukuran yang dimasukkan dalam MB (Mega Byte). Kemudian Agar HDD terbaca sebesar 20 GB, maka ukuran yang kita masukkan dalam MB harus lebih besar dari 20.000. Misal kita tentukan ukurannya 21.500 MB, maka ukuran ini akan terbaca sekitar 20 GB. Atau bisa ditambah sedikit misalnya 22.000 MB (terbaca 20.5 GB). Demikian juga ketika menentukan ukuran 40 GB ( diisi sekitar 43.000 MB). Untuk lebih mudahnya bisa melihat Konversi GigaByte.

Memindah Lokasi My Documents
Ketika kita membuka Windows Explorer maka akan ada directory My Documents dan pada awalnya lokasi My Documents ini ada di drive C;, lengkapnya biasanya di folder C:\Documents and Settings. Menyimpan dokumen di drive C menurut saya kurang aman, dan perlu dipindah ke Drive selain C. Misalnya dari contoh diatas adalah drive E:
Untuk mengubah agar My Documents membuka lokasi drive/folder lainnya, caranya dengan klik kanan My Documents dan pilih Properties kemudian klik tombol Move dan pilih lokasi baru tempat penyimpanan dokumennya, misalnya drive E:.
Setelah lokasi di pindah/diubah, maka ketika kita menyimpan di My documents, data akan tersimpan di drive/folder baru tesebut ( contoh diatas drive E:), tidak tersimpan di drive C:

Membuat Partisi Hardisk di Windows 7

Windows 7 memiliki fitur untuk membuat partisi tanpa harus menginstall software tambahan seperti partion magic, dll. Membuat Partisi di windows 7 juga bsa menggunakan VHD tapi kali ini ciebal coba cara lain tapi gak jauh beda dan tujuannya sama. Untuk membuat partisi baru caranya sangat mudah, berikut langkah-langkahnya :

Klik menu start > Klik kanan Computer > Manage

Pilih Disk Management > Pilih Drive yang ingin dibagi, lalu klik kanan > Pilih Shirink Volume.

Kemudian tentukan jumlah volume yang akan di buat, pada kasus ini saya ingin membuat partisi sebesar 14000MB atau 14GB.

Tunggu sampai proses selesai, kemudian partisi akan bertambah. Klik kanan pada partisi baru > New Simple Volume.

Proses pembuatan drive baru dimulai, klik next untuk melanjutkan.

Kita akan diminta untuk menentukan jumlah volume drive yang ingin dibuat.

Kemudian  kita diminta juga untuk menentukan driver letter, silahkan disesuaikan.

Selanjutnya kita harus menentukan format drive serta label dari drive yang ingin kita buat.

Klik Finish untuk memproses.

Selesai, jika diminta untuk memformat partisi silahkan format.

Cara partisi harddisk pada windows xp

Sebelum Anda partisi dan format hard disk Anda, pastikan bahwa Anda melakukan hal berikut:
  1. Siapkan hard disk sesuai dengan instruksi pabriknya
Jika Anda menggunakan hard disk SATA, abaikan langkah ini dan pergi ke "Tentukan jenis sistem file yang Anda ingin menggunakan" bagian.
Jika Anda menggunakan hard disk IDE, mengatur jumper dan pengkabelan sesuai dengan peran hard disk (misalnya, master atau bawahan) dan membuat yang dibutuhkan BIOS (atau CMOS) perubahan. Untuk mengatur jumper dan pengkabelan, dan membuat BIOS atau CMOS diperlukan perubahan, lihat dokumentasi yang disertakan dengan hard disk dan motherboard, atau hubungi produsen.
  1. Tentukan jenis sistem file yang ingin Anda gunakan
Anda dapat menggunakan salah satu NTFS atau sistem berkas FAT.
NTFS adalah sistem berkas yang lebih disukai untuk memformat hard disk kecuali jika Anda ingin menjalankan versi Windows yang tidak bisa membaca partisi NTFS.
  1. Jika hard disk sudah berisi data, kembali ke atas
Pastikan bahwa Anda membuat cadangan semua data penting Anda sebelum Anda melanjutkan.Ketika Anda partisi dan memformat hard disk, semua data pada partisi akan dihapus secara permanen.Anda dapat melihat informasi partisi saat ini tanpa menghapus data Anda.
  1. Jika hard disk memiliki drive overlay atau program pengelolaan disk, pastikan bahwa itu kompatibel
Jika komputer Anda menggunakan tampilan drive perangkat lunak untuk mendukung harddisk besar, jangan gunakan Windows XP program untuk memformat partisi atau drive sampai Anda telah memverifikasi bahwa Windows XP adalah kompatibel dengan perangkat lunak. Jika Anda memiliki perangkat lunak yang diinstal drive overlay, hubungi produsen perangkat lunak untuk mencari tahu apakah kompatibel dengan Windows XP. Jika Anda tidak yakin apakah Anda memiliki dorongan overlay perangkat lunak diinstal, hubungi produsen hard disk drive atau motherboard.
  1. Jika Anda memiliki software yang anda ingin menginstal ulang, memverifikasi bahwa Anda memiliki disk
Pastikan bahwa Anda memiliki CD asli atau floppy disk sehingga Anda dapat menginstal ulang program perangkat lunak setelah Anda partisi dan format drive anda. Jika Anda membeli upgrade untuk sebuah program, pastikan bahwa Anda memiliki versi lengkap dari program asli. Banyak upgrade untuk program yang memerlukan kepatuhan cek sebelum Anda dapat menginstal produk upgrade.
Jika Anda tidak dapat menemukan CD asli atau disket, hubungi produsen perangkat lunak sebelum melanjutkan.
  1. Jika anda telah memperbarui device driver untuk device tersebut, kembali ke atas
Jika Anda telah menginstal perangkat update driver untuk perangkat perifer Anda (misalnya, modem dan printer), pastikan bahwa Anda kembali driver baru untuk perangkat ke lokasi lain selain drive yang Anda ingin memformat dan partisi sehingga Anda dapat menginstalnya kembali setelah Anda menginstal sistem operasi Anda.
  1. Mengkonfigurasi komputer Anda untuk mulai dari CD atau DVD
Untuk memulai komputer Anda dari CD Windows XP, komputer Anda harus dikonfigurasi untuk memulai dari CD atau DVD drive.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin harus mengubah pengaturan BIOS komputer untuk mengatur konfigurasi ini. Untuk informasi tentang cara mengkonfigurasi komputer Anda untuk mulai dari CD atau DVD drive, lihat dokumentasi yang disertakan dengan komputer Anda, atau hubungi pabrik komputer.
Jika Anda memiliki komputer yang tidak bisa mulai dari CD atau DVD drive dan Anda perlu untuk memulai komputer Anda dari startup disk, pastikan bahwa Anda memiliki setup floppy disk sehingga Anda dapat menjalankan program Persiapan dari floppy disk drive.
  1. Bagaimana cara partisi dan format hard disk dengan menggunakan program Setup Windows XP
Anda dapat menggunakan Windows XP program untuk partisi dan memformat hard disk. Untuk melakukannya, gunakan langkah-langkah berikut:
    1. Masukkan CD Windows XP ke dalam CD atau DVD drive, atau menyisipkan pertama Windows XP disk ke floppy disk drive, dan kemudian restart komputer untuk memulai program Setup Windows XP.
    2. Jika Anda diminta, pilih semua pilihan yang diperlukan untuk menjalankan komputer dari CD atau DVD drive.
    3. Jika hard disk controller membutuhkan pihak ketiga original equipment manufacturer (OEM) sopir, tekan F6 untuk menentukan driver.
    4. Pada halaman Welcome to Setup, tekan ENTER.
    5. Tekan F8 untuk menerima Perjanjian Lisensi Windows XP.
    6. Jika yang sudah ada instalasi Windows XP terdeteksi, Anda akan diminta untuk memperbaikinya. Untuk menghindari perbaikan, tekan ESC.
    7. Anda juga dapat menekan C untuk membuat partisi baru menggunakan non-dipartisi ruang. Semua partisi yang ada dan non-ruang dipartisi tertera untuk setiap fisik hard disk. Gunakan tombol PANAH untuk memilih partisi yang ada, atau membuat partisi baru dengan memilih mempartisi non-ruang di mana Anda ingin membuat partisi baru.
    8. Untuk menciptakan partisi dengan ukuran maksimum, tekan ENTER. Untuk menentukan ukuran partisi, ketik ukuran megabyte (MB) untuk partisi baru, kemudian tekan ENTER.
    9. Jika Anda ingin membuat partisi tambahan, ulangi langkah g. and h. dan h.

Langkah 2:
      1. Format hard disk dan menginstal Windows XP
        Gunakan tombol PANAH untuk memilih partisi di mana Anda ingin menginstal Windows XP, dan kemudian tekan ENTER.
      2. Pilih format pilihan yang ingin Anda gunakan untuk memformat partisi.
        Anda dapat memilih dari pilihan berikut:
        o Biarkan sistem file saat ini masih utuh (tidak ada perubahan)
        o Format partisi dengan menggunakan sistem berkas FAT (Quick)
        o Format partisi dengan menggunakan sistem file NTFS
        o Format partisi dengan menggunakan sistem berkas FAT
        o Format partisi dengan menggunakan sistem file NTFS (Quick)
      3. Tekan ENTER.
      4. Setelah program Setup Windows format partisi, ikuti petunjuk yang muncul di layar untuk menginstal Windows XP.
Setelah program Setup Windows selesai dan Anda telah memulai lagi komputer, Anda dapat menggunakan alat Manajemen Disk pada Windows XP untuk menciptakan atau format lebih banyak partisi.

No comments:

Post a Comment